Wednesday, March 1, 2017

Ikhtiar Part 15 : Tes-Tes dimulai…GO!!!



1 Maret 2017


Pkl. 05.00 pagi saya dan suami sudah berangkat ke RSIA Sam Marie, dengan harapan jam 6 kami sudah bisa selesai cek darah lengkap dan hormon kemudian segera berangkat ke kantor. Lab di RSIA Sam Marie memang melayani 24 jam (Alhamdulillah), sampai disana kami langsung ke Lab namun seharusnya kami ke bagian pendaftaran dulu, jadi bolak balik deh dari Lab – Pendaftaran – Bayar – Lab lagi. Sebelum ambil darah kami diharuskan puasa selama 10 jam, kalau minum air putih sih ga dilarang kok.


Tidak panjang lebar lagi saya menjelaskan, berikut saya kasih rincian biaya Lab Tahap I ini yang bikin saya tidak bisa berkata-kata, hanya ingin menangis rasanya :




Ikhtiar Part 14 : Berkunjung ke Dokter Senior



Setelah hampir setahun terpuruk (halah…) ga mau promil apapun, ga mau ketemu dokter manapun, tapi tetap usaha sendiri dan berdoa serta menguatkan hati kembali, akhirnya menjatuhkan pilihan ke Prof. T.Z. Jacoeb, SPOG. KFER di RSIA Sam Marie Basra – Basuki Rahmat untuk memulai kembali perjalanan meraih mimpi memiliki buah hati yang insyaAllah bisa menjadi ladang amal untukku dan suami, memiliki anak-anak yang hidupnya selalu berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, yang termasuk kedalam umat nabi Muhammad Sallallahu Alaihi wasallam menegakkan agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin..

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Robbi hablii minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100)

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38)

Saya tau Prof. Jacoeb ini dari beberapa temen yang punya pengalaman senasib (bukan yang dilempar sarung suami aja langsung DUNG ya...hhahahakk), beberapa mengatakan Prof ini sangat detail menganalisa faktor-faktor yang mendukung terjadinya kehamilan, jadi banyak juga tes yang harus dijalani dan tentunya biayanya ga murah (doa minta dilapangkan rejeki), terus kabarnya lagi Prof ini tidak terima hasil lab dari RS lain, huhuuuu…saya kayaknya sudah lengkap deh tes-tes gituan dan tetep harus ngulang lagi…Hello jarum suntik, Hello HSG, Hello ruang analisa sperma, Salam kenal mikrokuretase (yang ini belom pernah) 



16 Februari 2017


Saya mendaftar ke RSIA Sam Marie Basra satu hari sebelumnya, tapi di hari H kontrol saya harus datang untuk ambil nomor lagi (kenapa harus dua kali gini yah?) jadi pas saya daftar lewat telepon belum dikasih nomor urut, nomor urut baru dikasih ketika kita datang di hari H, kalau mau dapat nomor urut awal datanglah dari pagi jam 8 sampai jam 3 sore, Prof baru mulai praktek jam 4 sore. Ohya, untuk saat ini jadwal praktek Prof di RSIA Sam Marie Basra hari Selasa dan Kamis mulai pkl. 16.00 – selesai.



Karena saya kerja jadi baru sampai Sam Marie setelah magrib, langsung ke meja pendaftaran dan dapat nomor antrian 13, kemudian membayar registrasi pasien baru 50ribu rupiah, eh ternyata dapet kupon snack untuk ditukarkan di café lt. 1 yang kebetulan sama dengan lantai tempat praktek dokter. Kuponnya ga saya tukerin karena memang lagi ngebiasain ga ngemil dan makan setelah jam 6 sore, tadinya mau buat suami aja kalo dateng, eh ternyata orangnya juga ga mau ngemil jadi mubazir deh tuh kupon hhihiii…

Pas saya naik ke lantai praktek tuh sepiiii banget, wah bisa cepet nih piker saya, eh ternyata dasar pasien baru ga tau kalo itu jam istirahat dokter sampai sekitar jam 8 Prof baru kembali, pantas saja pasien-pasien lain baru pada datang sekitar jam 7, ga jadi cepet deh :p




Hampir jam 9 malam barulah giliran saya dan suami ketemu Prof. Jacoeb, kesan pertama Beliau begitu ramah dan suka bercanda, Beliau dengan detil menjelaskan ini itu untuk bisa terjadinya kehamilan, beberapa pesan Beliau yang membuat kami ketawa/ketiwi dan saling berpandangan sambil menelan ludah sbb:

1.     Prof: Mau punya anak berapa? 10? Masih bisa nih, setahun satu lah, kalo mau lebih ya bikin kembar hhahaa…

Kami: Aamiin…*kenceng-kenceng*

2.       Prof: Mau hamil kapan?

Kami: *bersamaan dengan mantap dari hati terdalam dengan seluruh jiwa raga :P* SECEPATNYA!!!

Prof: Ya belum tau, kan belum ada datanya..hhehee

Nanti kalo udah hamil ga usah KB, produksi aja terus, kalo sudah cukup barulah stop, kalo KB takutnya lama lagi nanti.

*Persis omongan mama dan keinginan saya, semoga segera dikabulkan Sang Maha Pencipta. Aamiin*

3.       Punya anak jangan sekedar punya tapi harus berkualitas, tetangganya Prof perokok berat bisa punya anak sampai 8, tapi ga tau deh kualitasnya gimana. Mau ikutin merokok juga? Monggo…

4.       Ada salah satu pasien hamil, sebelumnya berobat di tempat lain tidak pernah cek/tes ini itu, ternyata janin yang dikandung volume otaknya menyusut karena virus. Mau ga melakukan cek/tes kesehatan sebelum hamil? Monggo…

5.       Prof : Suka makan sosis?

Kami : Suka

Prof: Bakso?

Kami: Suka

Prof : Nugget?

Kami: Suka

Prof: Donat dipinggir jalan? Saya pernah lihat gorengnya dicampur lilin biar awet

Kami: *mulai ragu menjawab* Suuu..ka sih..

Prof : Mulai sekarang ga usah dimakan!!! Makanan sampah itu.

Kami: *saling bertatapan* hampa…hhahaak

Prof: Kalau mie?

Saya: Jarang sih..

Prof: Jangan jarang-jarang...ga usah!!!

Kami: *saling bertatapan* hampa…hhahaak

Setelah itu saya harus menjelaskan detail makanan yang setiap hari biasa saya konsumsi dan kosmetik apasaja yang saya gunakan. Untungnya beberapa bulan belakangan memang sudah mengatur pola makan dan tidak menggunakan kosmetik aneh-aneh karna alergi jadi cuma pakai sabun baby untuk cuci muka dan minyak zaitun untuk pelembab.

6.       Prof juga melihat catatan berat badan saya = 56.5 kg , saya tersenyum bangga, lah gimana ga bangga itu adalah hasil menolak karbo dan rutin berolahraga hampir setiap hari selama hampir 4 bulan, sebelumnya berat badan saya 63.9 kg diakhir oktober 2016, jadi ya sudah turun 7.4 kg.

(Update terbaru: berat saya satu minggu pasca kunjungan ke Prof adalah 55,2 kg, jadi memang merasa tertantang untuk mendapat berat ideal, yeeyyy)

Prof: Ini berat maksimal kamu ya!!! Jangan nambah lagi, kurang masih bisa nih sampe 53 ya!!! Tapi jangan kekurusan juga, ga bagus, kalo gemuk nanti pas hamil naik 20-30 kg lah kapan turunnya lagi.

Saya: *berfikir keras harus diet apalagi ini* L

7.       Saya bertanya diakhir sesi “ Prof..apa masih boleh minum teh dan kopi?” (karna saya agak addict sama kopi walaupun sudah pernah dikasih tau bahwa kopi dan teh tidak baik untuk wanita yang sedang promil, tapi masih ga bisa terima aja hhohohooo) dan jawaban Prof adalah…”Boleh!!! nanti pas lebaran yah, kopi lebaran namanya, hhahaak silahkan saja ngopi pas lebaran”. Prof tertawa riang, saya dan suami tertawa kecut :p


Selesai konsultasi, kami langsung ketempat suster dengan membawa banyak surat pengantar untuk tes, si suster sudah biasa sepertinya dengan cekatan langsung menjelaskan sesederhana mungkin kapan-kapan saja tes harus dilaksanakan. Setelahnya kami kebawah untuk menyelesaikan pembayaran.




Biaya:

-          Konsul Dokter Rp. 500.000,-

-          Admin Pasien Baru Rp. 50.000,-

Thursday, March 31, 2016

Ikhtiar Part 13: Pasca LO


Sakit menjalari seluruh perutku, tenggorokan terasa kering sekali, badan tidak dapat bergerak, perlahan membuka mata ada beberapa perawat mondar mandir mengecek kondisi pasien di sebelahku, aku memanggil namun tidak ada suara keluar, perut ini sakit sekali seperti diremas, disayat, bukan sakit luka bekas jahitan namun di dalam perut.

Mata terpejam kembali karena tidak ada perawat yang melihat aku sudah sadar, entah berapa lama ketika membuka mata ada perawat yang sudah disebelahku, dokter jaga datang memeriksa pergerakan usus ku dan mengatakan boleh minum namun sedikit saja. Tak lama suami ku datang, entah mengapa setelah menjalani operasi aku selalu terharu, terharu bahwa Allah SWT sudah membantuku melewati ini semua, selalu bersamaku.

Operasi LO ku ini berkisar 2.5-3jam, sebelum magrib katanya sudah selesai namun ambulans yang harusnya mengantarku kembali ke ruang perawatan di RSU Bunda (LO dilakukan di RSIA Bunda) sedang keluar jadi sampai sekitar jam 10 malam aku masih berada di ruang pemulihan. Tidak enaknya sadar diruang pemulihan adalah aku harus berpindah sendiri dari kasur ruang pemulihan ke kasur ambulans dan dari kasur ambulans ke kasur di ruang perawatan, bayangkan tidak bergerak saja perutku sakit sekali apalagi ini berpindah tempat tidur..katanya sekalian latihan gerak biar cepat buang gas, huhuu apa aku saja yang lebay yah.

Besoknya dr. Arie visit, dan mengatakan aku sudah bersih, ada 1 miom dan 1 polip yang sudah diangkat. Alhamdulillah. Aku masih belum bisa buang gas sampai siang, 3x disuntik cairan agar bisa lekas k*nt*t namun tidak juga berhasil, aku disuruh banyak bergerak dan belajar jalan agar cepat k*nt*t. Sekitar pkl. 3 sore aku bisa buang angin, yeeaayy saat itu juga minta pulang karna takut disuntik lagi dan tangan juga sudah bengkak karna jarum infus.

Tapi kalau tau perjalan pulang juga sangat menyakitkan kayaknya mending seminggu lagi di RS, hhahakk ya iyalah secara malemnya baru LO besok sore udah ke Bekasi tu perut keguncang2, alhasil meringis2 sepanjang jalan.

1 minggu sekali selama 2x berturut-turut aku kontrol ke morula, kesalnya limit rawat jalan asuransi ku habis, jadi satu kali terpaksa bayar sendiri dan lumayan banget jumlahnya. Setelah 2x kontrol, dr. Arie menyatakan aku berpeluang besar untuk bisa hamil normal jadi selama 3-6 bulan tidak perlu program apa-apa, setelahnya jika tidak kunjung hamil juga baru diambil langkah selanjutnya. Rabbi habli minasholihin. Doa yang selalu kupanjatkan dan aku yakin akan segera dikabulkan. Amiinnn ya Rabb.

Biaya LO sekitar 40juta, hampir semua dicover asuransi. Kami hanya bayar kelebihan kamar operasi 1.6 juta.