Setelah hampir setahun terpuruk
(halah…) ga mau promil apapun, ga mau ketemu dokter manapun, tapi tetap usaha
sendiri dan berdoa serta menguatkan hati kembali, akhirnya menjatuhkan pilihan
ke Prof. T.Z. Jacoeb, SPOG. KFER di RSIA Sam Marie Basra – Basuki Rahmat untuk
memulai kembali perjalanan meraih mimpi memiliki buah hati yang insyaAllah bisa
menjadi ladang amal untukku dan suami, memiliki anak-anak yang hidupnya selalu
berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, yang termasuk kedalam umat nabi
Muhammad Sallallahu Alaihi wasallam menegakkan agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Aamiin..
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Robbi hablii
minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk
orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100)
رَبِّ هَبْ لِي
مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Robbi hab lii min
ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah
aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38)
Saya tau Prof. Jacoeb ini dari beberapa temen yang
punya pengalaman senasib (bukan yang dilempar sarung suami aja langsung DUNG
ya...hhahahakk), beberapa mengatakan Prof ini sangat detail menganalisa
faktor-faktor yang mendukung terjadinya kehamilan, jadi banyak juga tes yang
harus dijalani dan tentunya biayanya ga murah (doa minta dilapangkan rejeki), terus kabarnya lagi
Prof ini tidak terima hasil lab dari RS lain, huhuuuu…saya kayaknya sudah
lengkap deh tes-tes gituan dan tetep harus ngulang lagi…Hello jarum suntik,
Hello HSG, Hello ruang analisa sperma, Salam kenal mikrokuretase (yang ini
belom pernah)
16 Februari 2017
Saya mendaftar ke RSIA Sam Marie
Basra satu hari sebelumnya, tapi di hari H kontrol saya harus datang untuk
ambil nomor lagi (kenapa harus dua kali gini yah?) jadi pas saya daftar lewat
telepon belum dikasih nomor urut, nomor urut baru dikasih ketika kita datang di
hari H, kalau mau dapat nomor urut awal datanglah dari pagi jam 8 sampai jam 3
sore, Prof baru mulai praktek jam 4 sore. Ohya, untuk saat ini jadwal praktek
Prof di RSIA Sam Marie Basra hari Selasa dan Kamis mulai pkl. 16.00 – selesai.
Karena saya kerja jadi baru
sampai Sam Marie setelah magrib, langsung ke meja pendaftaran dan dapat nomor
antrian 13, kemudian membayar registrasi pasien baru 50ribu rupiah, eh ternyata
dapet kupon snack untuk ditukarkan di café lt. 1 yang kebetulan sama dengan
lantai tempat praktek dokter. Kuponnya ga saya tukerin karena memang lagi
ngebiasain ga ngemil dan makan setelah jam 6 sore, tadinya mau buat suami aja
kalo dateng, eh ternyata orangnya juga ga mau ngemil jadi mubazir deh tuh kupon
hhihiii…
Pas saya naik ke lantai praktek
tuh sepiiii banget, wah bisa cepet nih piker saya, eh ternyata dasar pasien
baru ga tau kalo itu jam istirahat dokter sampai sekitar jam 8 Prof baru
kembali, pantas saja pasien-pasien lain baru pada datang sekitar jam 7, ga jadi
cepet deh :p
Hampir jam 9 malam barulah
giliran saya dan suami ketemu Prof. Jacoeb, kesan pertama Beliau begitu ramah
dan suka bercanda, Beliau dengan detil menjelaskan ini itu untuk bisa
terjadinya kehamilan, beberapa pesan Beliau yang membuat kami ketawa/ketiwi dan
saling berpandangan sambil menelan ludah sbb:
1. Prof: Mau punya anak berapa? 10? Masih bisa nih,
setahun satu lah, kalo mau lebih ya bikin kembar hhahaa…
Kami: Aamiin…*kenceng-kenceng*
2.
Prof: Mau hamil kapan?
Kami: *bersamaan dengan mantap dari hati terdalam
dengan seluruh jiwa raga :P* SECEPATNYA!!!
Prof: Ya belum tau, kan belum ada datanya..hhehee
Nanti kalo udah hamil ga usah KB, produksi aja terus,
kalo sudah cukup barulah stop, kalo KB takutnya lama lagi nanti.
*Persis omongan mama dan keinginan saya, semoga segera
dikabulkan Sang Maha Pencipta. Aamiin*
3.
Punya anak jangan sekedar punya tapi harus
berkualitas, tetangganya Prof perokok berat bisa punya anak sampai 8, tapi ga
tau deh kualitasnya gimana. Mau ikutin merokok juga? Monggo…
4.
Ada salah satu pasien hamil, sebelumnya berobat
di tempat lain tidak pernah cek/tes ini itu, ternyata janin yang dikandung
volume otaknya menyusut karena virus. Mau ga melakukan cek/tes kesehatan
sebelum hamil? Monggo…
5.
Prof : Suka makan sosis?
Kami : Suka
Prof: Bakso?
Kami: Suka
Prof : Nugget?
Kami: Suka
Prof: Donat dipinggir jalan? Saya pernah lihat
gorengnya dicampur lilin biar awet
Kami: *mulai ragu menjawab* Suuu..ka sih..
Prof : Mulai sekarang ga usah dimakan!!! Makanan
sampah itu.
Kami: *saling bertatapan* hampa…hhahaak
Prof: Kalau mie?
Saya: Jarang sih..
Prof: Jangan jarang-jarang...ga usah!!!
Kami: *saling bertatapan* hampa…hhahaak
Setelah itu saya harus menjelaskan detail makanan yang
setiap hari biasa saya konsumsi dan kosmetik apasaja yang saya gunakan.
Untungnya beberapa bulan belakangan memang sudah mengatur pola makan dan tidak
menggunakan kosmetik aneh-aneh karna alergi jadi cuma pakai sabun baby untuk
cuci muka dan minyak zaitun untuk pelembab.
6.
Prof juga melihat catatan berat badan saya =
56.5 kg , saya tersenyum bangga, lah gimana ga bangga itu adalah hasil menolak
karbo dan rutin berolahraga hampir setiap hari selama hampir 4 bulan,
sebelumnya berat badan saya 63.9 kg diakhir oktober 2016, jadi ya sudah turun
7.4 kg.
(Update terbaru: berat saya satu minggu pasca
kunjungan ke Prof adalah 55,2 kg, jadi memang merasa tertantang untuk mendapat
berat ideal, yeeyyy)
Prof: Ini berat maksimal kamu ya!!! Jangan nambah
lagi, kurang masih bisa nih sampe 53 ya!!! Tapi jangan kekurusan juga, ga
bagus, kalo gemuk nanti pas hamil naik 20-30 kg lah kapan turunnya lagi.
Saya: *berfikir keras harus diet apalagi ini* L
7.
Saya bertanya diakhir sesi “ Prof..apa masih
boleh minum teh dan kopi?” (karna saya agak addict sama kopi walaupun sudah
pernah dikasih tau bahwa kopi dan teh tidak baik untuk wanita yang sedang
promil, tapi masih ga bisa terima aja hhohohooo) dan jawaban Prof
adalah…”Boleh!!! nanti pas lebaran yah, kopi lebaran namanya, hhahaak silahkan
saja ngopi pas lebaran”. Prof tertawa riang, saya dan suami tertawa kecut :p
Selesai konsultasi, kami langsung
ketempat suster dengan membawa banyak surat pengantar untuk tes, si suster
sudah biasa sepertinya dengan cekatan langsung menjelaskan sesederhana mungkin
kapan-kapan saja tes harus dilaksanakan. Setelahnya kami kebawah untuk
menyelesaikan pembayaran.
Biaya:
-
Konsul Dokter Rp. 500.000,-
-
Admin Pasien Baru Rp. 50.000,-